perdana cikal bakal laporan
oke sebelum mulai sesuai judul blog ini kita akan mengenal dulu apa itu listrik:
secara umum:
Listrik adalah aliran elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah
penghantar. Semua atom memiliki partikel yang disebut elektron terletak
pada orbitnya mengelilingi proton. Atom yang paling sederhana adalah
atom Hydrogen (Atom Air), yaitu hanya mempunyai satu elektron yang
mengelilingi satu proton.
Pengertian energi listrik sering didefinisikan sebagai perkalian antara
daya dengan waktu. Daya adalah perkalian antara tegangan dengan arus
listrik sehingga di dalam mencari rumusan energi, besaran-besaran yang
dilibatkan adalah tegangan, arus listrik, dan waktu. Apakah ini
mencocoki definisi konsep energi konvensional (kemampuan melakukan
usaha).
Ternyata tidak. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut pandang partikel
(elektron yang diberi energi), elektron-elektron tersebut bergerak
(melakukan perpindahan) selama selang waktu tertentu. Jadi, bisa saja
rumusan konvensional tersebut berlaku untuk kasus ini dengan syarat jika
dilihat dalam level partikel.
maksudnya atau intinya listrik adalah atom dengan muatan berbeda yang bergerak ke elektron lebih banyak ke elektron yang lebuh sedikit atau sebaliknya/ berbeda polar atau kutubnya bisa dari + ke - atau sebaliknya
Setiap benda pada dasarnya terdiri dari dua jenis partikel, yaitu proton
dan elektron. Partikel-partikel itu mengandung muatan listrik. Proton
bermuatan positif, sedangkan elektron bermuatan negatif.
Bila sebuah benda kekurangan elektron, maka dikatakan benda tersebut
bermuatan positif. Sebaliknya, jika benda tersebut kelebihan elektron,
benda tersebut dapat dikatakan sebagai benda bermuatan negatif.
Sementara itu, jika muatan keduanya sama, maka benda tersebut dikatakan
sebagai benda netral.
Untuk memahami pengertian energi listrik, terlebih dahulu harus mengenal
sumber arus listrik yang di dalamnya terdapat muatan proton dan
elektron tersebut. Dalam sebuah atom, proton merupakan inti atom
(nukleus) dan elektron mengorbit di sekelilingnya. Karena itu, elektron
mudah bergerak dan proton yang merupakan inti sulit bergerak.
nah setelah itu kita harus mengenal satuan apa saja yang biasanya digunakan yaitu:
berhubung saya pernah PKL di PLN jadi:
- Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) Alat milik PT PLN (Persero) yang berfungsi untuk membatasi daya listrik yang dipakai serta mengukur pemakaian energi listrik
- Ampere (A) Satuan Arus Listrik
- Badan Usaha (BUPTL) Penunjang Tenaga Listrik : Instalatir yang bergerak dalam pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
- Biaya Beban (BB) Komponen biaya dalam rekening listrik yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung
- Biaya Keterlambatan (BK) Adalah biaya yang dibebankan pada pelanggan karena tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya
- Biaya Penyambungan (BP) Biaya yang harus dibayar kepada PLN oleh calon pelanggan atau pelanggan untuk memperoleh penyambungan baru atau tambah daya
- Curah ( C ) Yaitu golongan tarif untuk keperluan penjualan secara Curah (Bulk) kepada Pemegang Izin Usaha
- Current Transformer atau Trafo Arus (CT) Alat untuk menurunkan arus listrik untuk keperluan pengukuran energi
- Daya Tersambung Besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan pelanggan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban
- Faktor daya atau Cos Perbandingan antara pemakaian daya dalam Watt dengan pemakaian daya dalam Volt-Ampere
- Faktor Ketidak Seimbangan Tegangan Perbandingan komponen tegangan urutan negative terhadap komponen tegangan urutan positif
- Hertz (HZ) Satuan frekuensi listrik
- Jam nyala Pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan kVA tersambung
- Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET) : Jaringan Tenaga Listrik (JTL ) yang dioperasikan dengan TET yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
- Jaringan Tegangan Menengah (JTM) JTL yang dioperasikan dengan TM yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
- Jaringan Tegangan Rendah (JTR) JTL yang dioperasikan dengan TR yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
- Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) JTL yang dioperasikan dengan TT yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
- Jaringan Tenaga Listrik (JTL) Sistem penyaluran/pendistribusian tenaga listrik milik PLN yang dioperasikan dengan TR, TM, TT atau TET
- JBST Jual Beli Tenaga Listrik Secara Terbatas
- Kilo Meter Sirkuit (kms) Satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga fasa
- Kilo Volt Ampere (kVA) Seribu Volt Ampere, adalah satuan daya
- Kilo Volt (kV) Seribu Volt, adalah satuan tegangan listrik
- Kilo Watt (kW) Satuan daya listrik nyata (aktif)
- Kilo Watt Hour (kWh) Satuan energy listrik nyata (aktif)
- kVA max-Meter Alat untuk mengukur pemakaian daya tertinggi dalam satuan kVA untuk kurun bulan dibagi dengan kVA tersambung waktu satu bulan, khusus bagi pelanggan B3, I4 dan I3 tanur busur, T
- KVARh Kilo Volt Ampere Reactive Hour, satuan energy listrik semu (reaktif)
- kVARh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif)
- kWh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik
- kWh Meter Tarif Ganda kWh Meter yang mempunyai dua register, satu register untuk mengukur pemakaian energy pada WBP dan satu register lainnya untuk mengukur energy pada LWBP
- kWh Meter Tarif Tunggal kWh Meter yang mempunyai satu register untuk mengukur pemakaian energi
- LWBP Luar Waktu Beban Puncak (jam 22.00 – 18.00)
- M/TR, TM, TT Tarif Multiguna yang diperuntukan bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan khusus, baik di Tegangan Rendah, Tegangan Menengah maupun Tegangan Tinggi
- MVA Mega Volt Ampere (Sejuta Volt Ampere)
- Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) Pajak yang dibayar oleh semua pelanggan PLN, dipungut oleh PLN dan selanjutnya disetor ke kas Pemerintah Daerah
- Papan Hubungi Bagi (PHB) Bagian instalasi listrik milik pelanggan yang digunakan untuk membagi-bagikan aliran listrik
- PB Penyambungan Baru
- PD Penambahan Daya/Perubahan Daya
- Pemutusan Rampung Penghentian untuk seterusnya penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan dengan mengambil sebagian atau seluruh peralatan untuk penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan
- Pemutusan Sementara Penghentian penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan untuk sementara
- Penerangan Jalan Umum (PJU) Penerangan untuk jalan dan prasarana umum yang dipasang secara resmi oleh pemda atau badan resmi lainnya dan mendapat pasokan tenaga listrik dari PLN secara legal
- Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Pemeriksaan oleh PLN terhadap instalasi PLN dan instalasi pelanggan dalam rangka penertiban pemakaian/pemanfaatan tenaga listrik
- Potensial Transformator (Trafo Tegangan) Alat untuk menurunkan tegangan listrik yang diperlukan khusus bagi pengukuran energi listrik atau peralatan pengaman dan pengendah listrik lainnya
- Saluran Masuk Pelayanan (SMP) Kabel milik PLN yang menghubungkan antara jaringan Tegangan Rendah dengan APP yang terpasang di rumah pelanggan
- Sambungan Langsung Adalah sambungan JTL atau SL termasuk peralatannya sedemikian sehingga tenaga listrik disalurkan tanpa melalui APP
- Sambungan Tenaga Listrik (STL) Penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatannya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antara JTL milik PLN dengan instalasi pelanggan
- Tagihan Listrik Perhitungan biaya atas pemakaian daya dan energi listrik oleh pelanggan setiap bulan
- Tagihan Susulan Tagihan kemudian sebagai akibat adanya penyesuaian dengan ketentuan atau sebagai akibat adanya pelanggaran
- Tarif Dasar Listrik (TDL) Ketentuan pemerintah yang berlaku mengenai golongan tarif dan harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PLN
- Tegangan Ekstra Tinggi (TET) Tegangan sistem diatas 245.000 Volt
- Tegangan Menengah (TM ) Tegangan sistem diatas 1.000 Volt sampai dengan 35.000 Volt
- Tegangan Rendah (TR) Tegangan sistem sampai dengan 1.000 Volt
- Tegangan Tinggi (TT) Tegangan sistem diatas 35.000 Volt sampai dengan 245.000 Volt
- Titik Penyambungan Bersama Titik terdekat dengan pelanggan dimana tersambung juga pelanggan yang lain pada JTR atau JTM atau JTr atau JTET
- Uang Muka Tagihan Listrik (UMTL) Penerimaan pembayaran untuk pemakaian daya dan energy listrik mendahului transaksi penyerahan daya dan energi berlangsung
- Volt Ampere (VA) Satuan daya (daya buta)
- Volt (V) Satuan Tegangan Listrik
- Waktu Beban Puncak (WBP) Waktu jam 18.00 sampai dengan jam 22.00 waktu setempat Watt Satuan daya listrik nyata
1. Daya Nyata (simbol : S; satuan : VA (Volt Ampere))
2. Daya Aktif (symbol : P; satuan : W (Watt))
3. Daya Reaktif (symbol : Q; satuan : VAR (Volt Ampere Reaktif))
S=V.I
S = Daya Nyata (VA)
V = Voltage / Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
V = Voltage / Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos φ=P/S
P=S x Cosφ
P=V x I x Cos φ
Dimana :
P = Daya Aktif (Watt)
S = Daya Nyata (VA)
P = Daya Aktif (Watt)
S = Daya Nyata (VA)
Dengan rumus segitiga phytagoras dapat juga dituliskan :
S=√(P^2+Q^2 )
kalo mau pembahasan lebih jelas klik instalasilistrikrumah.com
nah kalo ini di tabelin sebagai perhitungan listriknya:
Besaran/ Kuantitas |
---|
Satuan | Simbol |
---|
Daya |
Watt |
W |
Gaya |
Newton |
N |
Energi |
Joule |
J |
Muatan Listrik |
Coulomb |
C |
Tekanan |
Pascal |
Pa |
Arus Listrik |
Ampere |
A |
Tegangan (Beda Potensial) |
Volt |
V |
Fluksi Cahaya |
Lumen |
Lm |
Brightness/ Kemilauan |
Lux |
Lx |
Induktansi |
Henry |
H |
Induksi Magnet |
Weber |
W |
Resistansi/ Tahanan |
Ohm |
Ω |
Kapasitas |
Farad |
F |
Konduktansi |
Siemens |
S |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa arus listrik termasuk satuan
dasar sedangkan resistansi, kapasitas, induktansi, daya, dan satuan
listrik lainnya termasuk sistem satuan turunan. Dari satuan-satuan
tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan besarnya kuantitas atau
besaran yang diukur misalnya 1000 Ω sama dengan 1 KΩ, 1 A sama dengan
1000 mA, dan seterunya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
esaran/ Kuantitas |
---|
Satuan |
---|
Arus Listrik (Ampere) |
1 A (Ampere) = 1.000 mA (mili Ampere)1 mA (mili Ampere) = 1.000 uA (micro Ampere) |
Daya Listrik (Watt) |
1 MW (Mega Watt) = 1.000 KW (Kilo Watt)1 KW (Kilo Watt) = 1.000 Watt 1 W (Watt) = 1.000 mW (mili Watt) |
Resistansi (Ohm) |
1 MΩ (Mega Ohm) = 1.000 KΩ (Klio Ohm)1 KΩ (Kilo Ohm) = 1.000 Ω |
Kapasitas (Farad) |
1 F (Farad) = 1.000 mF (mili Farad)1 mF (mili Farad) = 1.000 uF (micro Farad)
1 uF (micro Farad) = 1.000 nF (nano Farad) 1 nF (nano Farad) = 1.000 pF (pico Farad) |
Tegangan Listrik (Volt) |
1 MV (Mega Volt) = 1.000 KV (Kilo Volt)1 KV (Kilo Volt) = 1.000 V (Volt) 1 V (Volt) = 1.000 mV (mili Volt) |
Induksi Listrik (Henry) |
1 H (Henry) = 1.000 mH (mili Henry)1 mH (mili Henry) = 1.000 uH (micro Henry) |
nah dah lengkap sekarang ,jadi kita ke skema pendistribusiannya dari pembangkit sampai kerumah pelanggan:
pertama dari pembanggkit daya mula mula adalah dan gangguannya adalah kebanyakan adalah Konfigurasi Jaringan Spindel
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
e. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar 2.6. banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.
Gambar 2.6. Konfigurasi Sistem Kluster
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Sistem Distribusi Sekunder (Jaringan Tegagan Rendah 380/220V)
Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.7. merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau konsumen.
Gambar 2.7. Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen
Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke Universitas Sumatera Utara
konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup jatuh tegangan pada:
1. Penyulang Tegangan Menengah (TM)
2. Transformator Distribusi
3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi Rumah.
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima karena adanya impedansi pada penghantar. Maka pemilihan penghantar (penampang penghantar) untuk tegangan menengah harus diperhatikan. Jatuh tegangan yang di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV ≥ 5%). Secara umum ΔV dibatasi sampai dengan 3,5%.
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
e. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar 2.6. banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.
Gambar 2.6. Konfigurasi Sistem Kluster
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Sistem Distribusi Sekunder (Jaringan Tegagan Rendah 380/220V)
Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.7. merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau konsumen.
Gambar 2.7. Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen
Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke Universitas Sumatera Utara
konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup jatuh tegangan pada:
1. Penyulang Tegangan Menengah (TM)
2. Transformator Distribusi
3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi Rumah.
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima karena adanya impedansi pada penghantar. Maka pemilihan penghantar (penampang penghantar) untuk tegangan menengah harus diperhatikan. Jatuh tegangan yang di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV ≥ 5%). Secara umum ΔV dibatasi sampai dengan 3,5%.
Transformator
2.3..3.1 Umum
Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan kumparan sekunder. Rasio perubahan
tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit seputar “kaki” inti transformator.
Penggunaan transformator yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak – balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik terjadi kerugian energi sebesar I2R watt. Kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan setinggi mungkin. Dengan demikian maka saluran – saluran transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi, dengan cara mempergunakan transformator untuk menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara 6 kV sampai 20 kV pada awal transmisi ke tegangan saluran transmisi antara 100 kV sampai 1000 kV, kemudian menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran ke tegangan yang lebih rendah.
Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator tenaga. Disamping itu ada jenis – jenis transformator lain yang banyak dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil. Misalnya transformator yang dipakai di rumah tangga untuk menyesuaikan tegangan dari lemari es dengan tegangan yang berasal dari jaringan listrik umum. Atau transformator yang lebih kecil, yang dipakai pada lampu TL. Atau, lebih kecil lagi, transformator – transformator “mini” yang dipergunakan pada berbagai alat elektronik, seperti pesawat penerima radio, televisi, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.3..3.1 Umum
Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan kumparan sekunder. Rasio perubahan
tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit seputar “kaki” inti transformator.
Penggunaan transformator yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak – balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik terjadi kerugian energi sebesar I2R watt. Kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan setinggi mungkin. Dengan demikian maka saluran – saluran transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi, dengan cara mempergunakan transformator untuk menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara 6 kV sampai 20 kV pada awal transmisi ke tegangan saluran transmisi antara 100 kV sampai 1000 kV, kemudian menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran ke tegangan yang lebih rendah.
Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator tenaga. Disamping itu ada jenis – jenis transformator lain yang banyak dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil. Misalnya transformator yang dipakai di rumah tangga untuk menyesuaikan tegangan dari lemari es dengan tegangan yang berasal dari jaringan listrik umum. Atau transformator yang lebih kecil, yang dipakai pada lampu TL. Atau, lebih kecil lagi, transformator – transformator “mini” yang dipergunakan pada berbagai alat elektronik, seperti pesawat penerima radio, televisi, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Konstruksi Transformator
Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dibelitkan pada inti ferromagnetik. Transformator yang menjadi fokus bahasan disini adalah transformator daya.
Konstruksi transformator daya ada dua tipe yaitu tipe inti ( core type ) dan tipe cangkang ( shell type ). Kedua tipe ini menggunakan inti berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya, dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy.
Tipe inti ( Core form )
Tipe inti ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi dan kumparan transformatornya dibelitkan pada dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe inti, lilitan mengelilingi inti besi, seperti yang ditunjukkan pada
2.3.3. Prinsip Kerja Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator di gunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ).
dtφdN=e ………………………………………..( 2.1 )
Universitas Sumatera Utara
Dimana : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]
N = jumlah lilitan
dtφd = perubahan fluks magnet
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi ( tahanan magnetis ) dari rangkaian magnetis ( common magnetic circuit ).
Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dibelitkan pada inti ferromagnetik. Transformator yang menjadi fokus bahasan disini adalah transformator daya.
Konstruksi transformator daya ada dua tipe yaitu tipe inti ( core type ) dan tipe cangkang ( shell type ). Kedua tipe ini menggunakan inti berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya, dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy.
Tipe inti ( Core form )
Tipe inti ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi dan kumparan transformatornya dibelitkan pada dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe inti, lilitan mengelilingi inti besi, seperti yang ditunjukkan pada
2.3.3. Prinsip Kerja Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator di gunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ).
dtφdN=e ………………………………………..( 2.1 )
Universitas Sumatera Utara
Dimana : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]
N = jumlah lilitan
dtφd = perubahan fluks magnet
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi ( tahanan magnetis ) dari rangkaian magnetis ( common magnetic circuit ).
Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara phasa dengan phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke tanah. Timbulnya gangguan bisa bersifat temporer (non persistant) dan gangguan yang bersifat permanent (persistant).
Gangguan yang bersifat temporer, timbulnya gangguan bersifat sementara, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gangguan tersebut akan hilang dengan sendirinya dan jaringan listrik akan bekerja normal kembali. Jenis gangguan ini ialah : timbulnya flashover antar penghantar dan tanah (tiang, traverse atau kawat tanah) karena sambaran petir, flashover dengan pohon-pohon, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara
Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang bersifat tetap. Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan perbaikan dengan cara menghilangkan gangguan tersebut.
Gangguan ini akan menyebabkan terjadinya pemadaman tetap pada jaringan listrik dan pada titik gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen. Contoh: menurunnya kemampuan isolasi padat atau minyak trafo. Di sini akan menyebabkan kerusakan permanen pada trafo, sehingga untuk dapat beroperasi kembali harus dilakukan perbaikan.
Beberapa, penyebab yang mengakibatkan terjadinya, gangguan hubung singkat, antara lain:
1) Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon dengan jaringan listrik.
2) Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang dengan menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat berbahaya jika benang tersebut mengenai jaringan listrik.
3) Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misalnya: pada JTR yang memakai Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga isolasinya mempunyai tegangan tembus yang rendah, mudah mengelupas dan tidak tahan panas. Hal ini juga akan menyebabkan hubung singkat antar phasa.
4) Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor pada JTR yang memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
timbulnya bunga api dan akan menyebabkan kerusakan phasa yang lainnya. Akibatnya akan terjadi hubung singkat.
5) Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel tanah), umur jaringan (kabel tanah) sudah tua yang mengakibatkan pengelupasan isolasi dan menyebabkan hubung singkat dan sebagainya
Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara phasa dengan phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke tanah. Timbulnya gangguan bisa bersifat temporer (non persistant) dan gangguan yang bersifat permanent (persistant).
Gangguan yang bersifat temporer, timbulnya gangguan bersifat sementara, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gangguan tersebut akan hilang dengan sendirinya dan jaringan listrik akan bekerja normal kembali. Jenis gangguan ini ialah : timbulnya flashover antar penghantar dan tanah (tiang, traverse atau kawat tanah) karena sambaran petir, flashover dengan pohon-pohon, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara
Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang bersifat tetap. Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan perbaikan dengan cara menghilangkan gangguan tersebut.
Gangguan ini akan menyebabkan terjadinya pemadaman tetap pada jaringan listrik dan pada titik gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen. Contoh: menurunnya kemampuan isolasi padat atau minyak trafo. Di sini akan menyebabkan kerusakan permanen pada trafo, sehingga untuk dapat beroperasi kembali harus dilakukan perbaikan.
Beberapa, penyebab yang mengakibatkan terjadinya, gangguan hubung singkat, antara lain:
1) Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon dengan jaringan listrik.
2) Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang dengan menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat berbahaya jika benang tersebut mengenai jaringan listrik.
3) Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misalnya: pada JTR yang memakai Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga isolasinya mempunyai tegangan tembus yang rendah, mudah mengelupas dan tidak tahan panas. Hal ini juga akan menyebabkan hubung singkat antar phasa.
4) Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor pada JTR yang memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
timbulnya bunga api dan akan menyebabkan kerusakan phasa yang lainnya. Akibatnya akan terjadi hubung singkat.
5) Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel tanah), umur jaringan (kabel tanah) sudah tua yang mengakibatkan pengelupasan isolasi dan menyebabkan hubung singkat dan sebagainya
dan dari informasi yang saya dapat dari jawa timur yaitu:
DISTRIBUSI JAWA TIMUR
KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT SENDIRI DAN JARINGAN DISTRIBUSI
Kapasitas terpasang pembangkit listrik PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur sampai dengan akhir Desember 2007
mencapai 14,87 MW dengan 49 unit pembangkit dan jumlah penyulang 863
buah dengan rincian :
PLTD 26 unit dengan kapasitas terpasang total 12,42 MW
PLTM 3 unit dengan kapasitas terpasang total 2,45 MW
Panjang Jaringan Tegangan Menengah 29.929,27 Kms
Panjang Jaringan Tegangan Rendah 57.989,21 Kms
Total Gardu Distribusi 20 kV 36.275 Unit dan 4.274,02 MVA
PENERIMAAN TENAGA LISTRIK
Jumlah transfer tenaga listrik dari PT PLN
(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, PLTD, PLTM,
PLTD sewa dan Pembangkit Swasta lainnya pada tahun 2007 sebanyak
21.163.305 MWh. Jumlah tersebut meningkat 5,53 % jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
PENJUALAN TENAGA LISTRIK
Penjualan tenaga listrik dari bulan Januari
sampai dengan bulan Oktober tahun 2010 sebesar 16,091,443,147 kWh, Daya
tersambung 10,713,251 kVA .
TARIP LISTRIK RATA-RATA
Harga jual listrik yang diterapkan berbeda untuk
tiap segmentasinya, namun apabila jumlah tersebut dijumlahkan dan
dirata-rata per bulannya diperoleh nilai 681.96 Rp./KWh untuk bulan
Oktober tahun 2010. Sedangkan nilai jual rata-rata pada tahun 2009
mencapai 658.69 Rp./KWh.
JUMLAH PELANGGAN
Jumlah total pelanggan sampai dengan bulan
oktober tahun 2010 mencapai 7,306,641 pelanggan dengan berbagai
segmentasi tariff, dengan jumlah pelanggan listrik Pra bayar sebanyak
87,052 pelanggan.
PEMADAMAN LISTRIK
Pemadaman listrik yang mengakibatkan terputusnya
aliran listrik dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober tahun
2010 mencapai 2,03 kali/pelanggan. Sedangkan untuk lamanya padam,
sampai dengan bulan Oktober tahun 2010 mencapai 72.41 menit/pelanggan.
SUSUT JARINGAN DISTRIBUSI
Susut (losses) atau kerugian akibat tidak dapat
dijualnya kepada konsumen dapat terjadi karena alasan Teknis dan Non
Teknis sesuai Keputusan Direksi No.217-1.K/DIR/2005. Besarnya losses
sampai dengan bulan Oktober tahun 2010 mencapai 6.39 %.
SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah Pegawai sampai dengan bulan Juni tahun 2010 sebanyak 3,256 pegawai.
LISTRIK PERDESAAN
KEUANGAN
Jumlah Desa yang dilistriki dari total desa
8.497 desa terdiri dari 794 desa dalam kota dan 7.703 desa luar kota,
sampai dengan tahun 2007 untuk daerah Kabupaten dan Kota terlistriki
sebanyak 8.429 desa dengan rincian 792 desa dalam kota (100%) dan 7.637
desa luar kota (98.14%). Sehingga rasio elektrifikasi desa sebesar 98,20
%.
Selama bulan Januari sampai dengan bulan Oktober
2010 jumlah Pendapatan Usaha mencapai sebesar Rp. 12,611,561,866,827
terdiri dari Penjualan Tenaga Listrik, Penerimaan Biaya Penyambungan dan
Pendapatan Lain-lain.
bayak banget duitnya ya....!!!!
dah lah sambung lagi besok capek!!!
1111
1112
LAPORAN
GI / GITET
Gardu Induk
(GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi
listrik.Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi
saluran transmisi dan distribusi,perlengkapan hubung bagi,transfomator, dan
peralatan pengaman serta peralatan control. Sistem tenaga listrik
Jawa Bali Tahun 2010 Jumlah Gardu Induk sebanyak 435 dengan 24 Gardu Induk
tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV, 310 GI 150 kV, 101 GI 70 kV.
Fungsi utama dari
gardu induk :
- Untuk mengatur aliran daya
listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian
didistribusikan ke konsumen
- Sebagai tempat control
- Sebagai pengaman operasi
system
- Sebagai tempat untuk
menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi
Oleh karena itu,jika
dilihat dari segi manfaat dan kegunaan dari gardu induk itu sendiri,maka
peralatan dan komponen dari gardu induk harus memiliki keandalan yang tinggi
serta kualitas yang tidak diragukan lagi,atau dapat dikatakan harus Optimal
dalam kinerjanya sehingga masyarakat sebagai konsumen tidak merasa dirugikan
oleh kinerjanya.OLeh karena itu,sesuatu yang berhubungan dengan rekonstruksi
pembangunan gardu induk harus memiliki syarat-syarat yang berlaku dan
pembanguna gardu induk harus diperhatikan besarnya beban.Maka prencanaan suatu
gardu induk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
- Operasi,yaitu dalam segi
perawatan dan perbaikan mudah
- Flexsibel
- Konstruksi sederhana dan
Kuat
- Memiliki tingkat keandalan
dan daya guna yang tinggi
- Memiliki tingkat keamanan
yang tinggi
Perlengkapan Gardu
Induk
- Lightning Arrester
/ LA
- Transformator instrument
atau Transformator ukur
- Transformator Tegangan
Transformator Arus.
- Transformator Bantu
(Auxilliary Transformator).
- Sakelar Pemisah (PMS) atau
Disconnecting Switch (DS).
- Sakelar Pemutus Tenaga
(PMT) atau Circuit Breaker (CB).
- Sakelar Pentanahan atau
Earthing Switch.
- Peralatan SCADA dan
Telekomunikasi
- Rele Proteksi dan Papan
Alarm (Announciator).
- Kompensator.
Sedangkan
berdasarkan rekonstruksi letak pemasangan gardu induk,maka gardu induk dapat
dibedakan atas :
- Gardu Induk jenis pasang
dalam :
- Gardu Induk jenis pasang
luar
- Gardu Induk jenis setengah
pasang luar
- Gardu Induk jenis pasang
bawah Tanah
- Gardu Induk jenis Mobil
Gardu Induk
jenis pasang luar adalah Gardu Induk yang terdiri dari peralatan
tinggi pasang luar,misalnya Transformator, peralatan penghubung (switch gear)
yang mempunyai peralatan control pasang dalam seperti meja penghubung (switch
board).Pada umumnya,gardu induk untuk transmisi yang mempunyai kondensator
pasangan dalam dan sisi tersier trafo utama dan trafo pasangan dalam disebut
juga sebagai pasangan luar.Jenis gardu ini memerlukan tanah yang luas akan
tetapi biaya konstruksinya murah dan pendinginnya mudah Oleh karena itu
biasanya gardu induk jenis ini dipasang dipinggiran kota.
Gardu Induk
jenis pasang dalam adalah semua komponen yang berada pada gardu induk
terpasang didalam,meskipun ada beberapa sejumlah kecil peralatan terpasang
diluar.Gardu induk ini dipakai dipusat kota,dimana harga suatu lokasi sangat
tidak relevan (mahal) dan biasa digunakan untuk menghindari kebakaran dan
gangguan suara
Gardu Induk
jenis pasang setengah pasang luar adalah gardu induk yang sebagian dari
peralatan tegaangan tingginya terpasang didalam gedung.Gardu ini juga dapat
dikatakan sebagai jenis setengah pasang dalam.Biasanya jenis gardu ini
bermacam-macam bentuknya dengan berbagai pertimbangan yang sangat ekonomis
serta pencegahan kontaminasi garam
Gardu Induk
jenis pasang bawah tanah dimana hampir semua peralatan terpasang dalam
bangunan bawah tanah.Biasanya alat pendinginnya terletak diatas tanah terletak
dipusat kota seperti dijalan-jalan kota yang ramai dimana kebanyakan gardu
induk ini dibangun dibawah jalan raya
Gardu induk
jenis mobil yaitu dimana gardu jenis ini dilengkapi dengan peralatan
diatas kereta hela (trailer).Gardu ini biasa digunakan jika ada gangguan
disuatu gardu lain maka digunakan gardu jenis ini guna pencegahan beban lebih berkala
dan juga biasa digunakan pada pemakaian sementara dilokasi pembangunan tenaga
listrik.Maka dapat dikatakan bahwa gardu ini tidak dijadikan sebagai gardu
utama melainkan sebagai gardu induk cadangan (sebagai penghubung yang dapat
berpindah-pindah)
Jenis Gardu Induk
Berdasarkan Isolasi Busbar:
1. Gardu
Induk Konvensional adalah Gardu Induk yang peralatan
instalasinya berisolasikan udara bebas karena
sebagian besar peralatannya terpasang di luar
gedung (switch yard) dan sebagian
kecil di dalam gedung (HV cell, dll) dan memerlukan areal
tanah yang relatif luas.
2. Gardu
Induk GIS (Gas Insulated Switchgear) adalah suatu gardu induk yang
semua peralatan switchgearnya berisolasikan gas SF-6 ,
karena sebagian
besar peralatannya terpasang di
dalam gedung dan
dikemas dalam tabung
Gardu Induk
Berdasarkan Sistem Busbar
1
Makalah Seminar
Kerja Praktek
TRAFO DISTRIBUSI
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20kV di
PT PLN (Persero) UPJ
SEMARANG SELATAN
Oleh : Cahyo Ariwibowo
(L2F006023)
Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstrak
Sistem distribusi
dibedakan atas jaringan distribusi primer dan sekunder. Jaringan distribusi
primer adalah
jaringan dari trafo
gardu induk (GI) ke gardu distribusi, sedangkan sekunder adalah jaringan
saluran dari trafo
gardu ditribusi
hingga konsumen atau beban. Jaringan distribusi primer lebih dikenal dengan
jaringan tegangan
menengah (JTM 20kV)
sedangkan distribusi sekunder adalah jaringan tegangan rendah ( JTR 220/380V ).
Jaringan distribusi
merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang terdekat dengan pelanggan atau
beban
dibanding dengan
jaringan transmisi.
Salah satu peralatan
utama jaringan distribusi yaitu trafo distribusi, trafo distribusi adalah
peralatan tenaga
listrik yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi ke tegangan rendah, agar tegangan
yang dipakai sesuai
dengan rating
peralatan listrik pelanggan atau beban pada umumnya.
Untuk mencapai
performa yang maksimal, keandalan trafo distribusi harus tetap dijaga dengan
maintenance
berkala dan memiliki
sistem proteksi yang baik.
Kata kunci : Sistem
Distribusi, Jaringan Tegangan Menengah 20kV, Trafo Distribusi, keandalan,
maintenance.
Pengertian dan gambar dan penjelasan mengenai apa saja fungsi peralatan tersebut akan dibahas dalam posting selanjutnya yang bertanda biru
LAPORAN GI / GITET
Gardu Induk
(GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi
listrik.Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi
saluran transmisi dan distribusi,perlengkapan hubung bagi,transfomator, dan
peralatan pengaman serta peralatan control. Sistem tenaga listrik
Jawa Bali Tahun 2010 Jumlah Gardu Induk sebanyak 435 dengan 24 Gardu Induk
tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV, 310 GI 150 kV, 101 GI 70 kV.
Fungsi utama dari
gardu induk :
- Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen
- Sebagai tempat control
- Sebagai pengaman operasi system
- Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi
Oleh karena itu,jika
dilihat dari segi manfaat dan kegunaan dari gardu induk itu sendiri,maka
peralatan dan komponen dari gardu induk harus memiliki keandalan yang tinggi
serta kualitas yang tidak diragukan lagi,atau dapat dikatakan harus Optimal
dalam kinerjanya sehingga masyarakat sebagai konsumen tidak merasa dirugikan
oleh kinerjanya.OLeh karena itu,sesuatu yang berhubungan dengan rekonstruksi
pembangunan gardu induk harus memiliki syarat-syarat yang berlaku dan
pembanguna gardu induk harus diperhatikan besarnya beban.Maka prencanaan suatu
gardu induk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
- Operasi,yaitu dalam segi perawatan dan perbaikan mudah
- Flexsibel
- Konstruksi sederhana dan Kuat
- Memiliki tingkat keandalan dan daya guna yang tinggi
- Memiliki tingkat keamanan yang tinggi
Perlengkapan Gardu
Induk
- Lightning Arrester / LA
- Transformator instrument atau Transformator ukur
- Transformator Tegangan Transformator Arus.
- Transformator Bantu (Auxilliary Transformator).
- Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS).
- Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB).
- Sakelar Pentanahan atau Earthing Switch.
- Peralatan SCADA dan Telekomunikasi
- Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator).
- Kompensator.
Sedangkan
berdasarkan rekonstruksi letak pemasangan gardu induk,maka gardu induk dapat
dibedakan atas :
- Gardu Induk jenis pasang dalam :
- Gardu Induk jenis pasang luar
- Gardu Induk jenis setengah pasang luar
- Gardu Induk jenis pasang bawah Tanah
- Gardu Induk jenis Mobil
Gardu Induk
jenis pasang luar adalah Gardu Induk yang terdiri dari peralatan
tinggi pasang luar,misalnya Transformator, peralatan penghubung (switch gear)
yang mempunyai peralatan control pasang dalam seperti meja penghubung (switch
board).Pada umumnya,gardu induk untuk transmisi yang mempunyai kondensator
pasangan dalam dan sisi tersier trafo utama dan trafo pasangan dalam disebut
juga sebagai pasangan luar.Jenis gardu ini memerlukan tanah yang luas akan
tetapi biaya konstruksinya murah dan pendinginnya mudah Oleh karena itu
biasanya gardu induk jenis ini dipasang dipinggiran kota.
Gardu Induk
jenis pasang dalam adalah semua komponen yang berada pada gardu induk
terpasang didalam,meskipun ada beberapa sejumlah kecil peralatan terpasang
diluar.Gardu induk ini dipakai dipusat kota,dimana harga suatu lokasi sangat
tidak relevan (mahal) dan biasa digunakan untuk menghindari kebakaran dan
gangguan suara
Gardu Induk
jenis pasang setengah pasang luar adalah gardu induk yang sebagian dari
peralatan tegaangan tingginya terpasang didalam gedung.Gardu ini juga dapat
dikatakan sebagai jenis setengah pasang dalam.Biasanya jenis gardu ini
bermacam-macam bentuknya dengan berbagai pertimbangan yang sangat ekonomis
serta pencegahan kontaminasi garam
Gardu Induk
jenis pasang bawah tanah dimana hampir semua peralatan terpasang dalam
bangunan bawah tanah.Biasanya alat pendinginnya terletak diatas tanah terletak
dipusat kota seperti dijalan-jalan kota yang ramai dimana kebanyakan gardu
induk ini dibangun dibawah jalan raya
Gardu induk
jenis mobil yaitu dimana gardu jenis ini dilengkapi dengan peralatan
diatas kereta hela (trailer).Gardu ini biasa digunakan jika ada gangguan
disuatu gardu lain maka digunakan gardu jenis ini guna pencegahan beban lebih berkala
dan juga biasa digunakan pada pemakaian sementara dilokasi pembangunan tenaga
listrik.Maka dapat dikatakan bahwa gardu ini tidak dijadikan sebagai gardu
utama melainkan sebagai gardu induk cadangan (sebagai penghubung yang dapat
berpindah-pindah)
Jenis Gardu Induk
Berdasarkan Isolasi Busbar:
1. Gardu
Induk Konvensional adalah Gardu Induk yang peralatan
instalasinya berisolasikan udara bebas karena
sebagian besar peralatannya terpasang di luar
gedung (switch yard) dan sebagian
kecil di dalam gedung (HV cell, dll) dan memerlukan areal
tanah yang relatif luas.
2. Gardu
Induk GIS (Gas Insulated Switchgear) adalah suatu gardu induk yang
semua peralatan switchgearnya berisolasikan gas SF-6 ,
karena sebagian
besar peralatannya terpasang di
dalam gedung dan
dikemas dalam tabung
Gardu Induk
Berdasarkan Sistem Busbar
1
Makalah Seminar
Kerja Praktek
TRAFO DISTRIBUSI
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20kV di
PT PLN (Persero) UPJ
SEMARANG SELATAN
Oleh : Cahyo Ariwibowo
(L2F006023)
Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstrak
Sistem distribusi
dibedakan atas jaringan distribusi primer dan sekunder. Jaringan distribusi
primer adalah
jaringan dari trafo
gardu induk (GI) ke gardu distribusi, sedangkan sekunder adalah jaringan
saluran dari trafo
gardu ditribusi
hingga konsumen atau beban. Jaringan distribusi primer lebih dikenal dengan
jaringan tegangan
menengah (JTM 20kV)
sedangkan distribusi sekunder adalah jaringan tegangan rendah ( JTR 220/380V ).
Jaringan distribusi
merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang terdekat dengan pelanggan atau
beban
dibanding dengan
jaringan transmisi.
Salah satu peralatan
utama jaringan distribusi yaitu trafo distribusi, trafo distribusi adalah
peralatan tenaga
listrik yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi ke tegangan rendah, agar tegangan
yang dipakai sesuai
dengan rating
peralatan listrik pelanggan atau beban pada umumnya.
Untuk mencapai
performa yang maksimal, keandalan trafo distribusi harus tetap dijaga dengan
maintenance
berkala dan memiliki
sistem proteksi yang baik.
Kata kunci : Sistem
Distribusi, Jaringan Tegangan Menengah 20kV, Trafo Distribusi, keandalan,
maintenance.
0 komentar:
Posting Komentar